aku berjalan menyusuri sang waktu..
menembus kabut melewati terjal bebatuan..
disela perjalanan aku bertemu sebatang alang alang..
yang berdiri sendiri namun tertunduk lesuh..
tak kulihat senyum dari ketenanganya..
aku mendekat dan menghampirinya..
''mengapa dalam ketenangan tertanam kegelisahan..''
dengan nada yang pelan alang alang itu menjawab semua apa yang aku pertanyakan
''aku tak mengerti apa yang harus kulakukan, sebentar lagi aku harus ditinggalkan pergi
sosok edelweise yang selama ini menemaniku, mengantarku menuju puncak puncak yang tak semu
meski aku tau, dia pergi bukan untuk meninggalkanku, dan entah lah.''
aku tau apa yang saat ini tertanam dalam fikiranya,
dan biarkan waktu yang menjawab semua ini dengan faktanya,
kembali aku berjalan menyusuri jalan setapak,
dibawah rimbunya pohon dan memijaki bebatuan,
hingga aku berdiri pada batu terakhir di puncak tertinggi.
masih dalam suasana seperti biasa,
gumpalan awan menghiasi langit dibawah kaki,
gagah tebing masih mencuat dan terlihat terang terpantul sinar mentari..
kabut tipis masioh setia menyelimuti namun..
tak kurasakan kegembiraan seperti biasa..
meski aku berdiri pada cuaca yang diburu para pendaki..
karena aku sendiri dan raisha yang aku nanti..
dia sedangtertidur mungkin, atau asik dengan buku, atau bahkan dengan tv nya..
entah lah dan aku rindu,,
ditengah hembusan angin, aku melihat sosok edelweise yang tampak murung..
seperti diam namun memendam semua asuan..
tatapanya seperti gerang dan memendam emosi..
dan perlahan aku memberanikan diri dan mencoba mendekati..
''kenapa kamu tampak tak tenang, padahal awan sedang memperlihatkan keindahanya''
''BUKAN INDAHNYA AWAN YANG AKU TUNGGU!!
tapi alunan putaran waktu, satu sisi aku berharap waktu berputar ceepat
karena aku telah bosan dengan keadaan,
tapi sisi lain mengatakan, aku berharap waktu berjalan begitu lambat
karena tak lama lagi aku harus meninggalkan pergi sosok yang selama ini aku sayangi''
''alang alang?''
''ya.. aku tak tau apa yang harus aku lakukan, tapi kewajiban
dan satu kata masa depan harus ku gapai di depan sana
dan sosok yang aku sayang..
satu tantangan aku harus meninggalkanya''
aku terdiam, karna aku tau apa yang mereka rasakan saat ini.
aku teringat alang alang yang resah takut kehilangan
dan aku tau betapa besar kasih sayang edelweise namun hatus berbalut pengorbanan.
dengan suara pelan ia berkata dan memecah keheningan
''aku menyayanginya, dan sebenarnya aku tak ingin meninggalkanya
elang sampaikan salamku untuk alang alang yang berada di timur sana
katakan padanya aku menyayanginya, dan aku merindukanya,
elang sampaikan padanya
bukan maksut hati ingin meninggalkan ia pergi,
namun memang ini yang harus aku lalui.
pastikan padanya elang aku pergi bukan untuk merindukanya
aku akan tetap menyayanginya, meski jarak membentang antara aku dan dirinya
aku akan tetap sayang dengan dirinya''
aku tak tau apa yang harus aku lakukan
karena elang hanyalah sosok hystrix brachyura,
yang tak tau apa yang akan terjadi setelah detik ini.
dan alam mengatakan
"kita lihat adja nanti....
detik ini aku tulis susunan kata ini
untukmu
yulia nisfi laeli.
''aku menyayangimu"


